Negara maritim dan kepulauan seperti Indonesia perlu memiliki infrastruktur pemosisian yang handal dan berdaya jangkau luas di bawah lautan. Infrastruktur ini memungkinkan wahana-wahana bawah laut seperti kapal selam, remotedly operated vehicle (ROV), maupun autonomous underwater vehicle (AUV) dan dapat menentukan posisinya secara akurat. Ini akan membuka peluang eksplorasi, pemanfaatan sumber daya, dan pengamanan yang lebih besar pada kawasan bawah laut. Karena pemosisian berbasis satelit seperti global positioning systems (GPS) boleh dikatakan tidak tersedia di bawah laut, implementasi pemosisian berbasis gelombang akustik (bawah air) menjadi alternatif. Sistem pemosisian akustik long baseline (LBL) patut dipertimbangkan mengingat jangkauannya yang luas, akurasinya yang tinggi, serta memiliki prinsip kerja yang mirip dengan GPS. Presentasi saya akan memberikan tinjauan umum tentang prinsip kerja pemosisian navigasi LBL berserta tantangan yang dihadapi pada tataran konsepsi maupun teknologi dalam pengimplementasinya.